Welcome T0 My Blogger and enjoy your Journey :) , Tweet : @mas_ibal , Instagram : @ball_iq and joined

Senin, 02 September 2013

Sawarna Beach, The Hidden Paradise In Banten, Indonesia


Pantai Sawarna adalah satu dari 7 keajaiban Nusantara, tetapi belum banyak orang yang mengetahui tentang keberadaan pantai ini. Sawarna merupakan daerah wisata pantai yang masih alami dan asri. Pantai ini berada di sebuah desa pesisir yang memiliki berbagai macam objek wisata menarik, di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Pantai ini berkaitan dengan kisah mistis Nyai Roro Kidul dan eksploitasi batu bara di Bayah dan Lebak oleh penjajah.

Pantai Sawarna dikelilingi oleh lautan, pegunungan dan persawahan. Inilah yang menjadi daya tarik Pantai Sawarna bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sawarna menyajikan pantai yang landai dengan pasir putih yang bersih. Di sepanjang bibir pantai terdapat karang besar yang indah yang oleh masyarakat sekitar biasa disebut Tanjung Layar. Di balik Bukit Cariang, disinilah tersembunyi pantai yang indah, Sawarna Beach, The Hidden Paradise In Banten, Indonesia.


Beberapa goa di sekitar pantai ini juga merupakan salah satu tujuan wisata yang ada disini, seperti Goa Lalay, Goa Sikadir, Goa Cimaul, Goa Singalong dan Bukit Pasir Tangkil. Gua di sawarna merupakan gua karst (batu gamping) yang terbentuk dari masa Miosen awal.

Bagi anda yang suka berselancar, anda harus mencoba berselancar disini, karna Pantai Sawarna menawarkan ombak yang cukup menantang para peselancar.



Ada beberapa tempat yang tidak boleh anda lewatkan saat berkunjung ke Sawarna, yaitu Tanjung Layar, Karang Taraje, dan Goa Lalay.

1. Tanjung Layar


Tanjung Layar merupakan dua buah karang sangat besar yang berdiri kokoh menyerupai gapura di atas pantai yang hanya dipisahkan oleh garis dengan langit

2. Karang Taraje



Karang Taraje merupakan karang yang tinggi dan jika ombak sangat besar, deburnya bisa pecah dan memercik tinggi. Sebagian limpahan airnya mengalir dan jatuh di balik karang. Jika dilihat akan tampak menyerupai air terjun.

3. Goa Lalay



Caving atau susur goa adalah salah satu olahraga yang diminati pecinta alam. Di Sawarna, kita bisa menikmati olahraga ini menyusuri Goa Lalay. Untuk caving terbagi dua jenis, yaitu semi caving dan full caving, yang bedanya ada di waktu, jarak tempuh dan peralatan yang digunakan.

Legenda dan Sejarah Gunung Semeru - Mahameru

Legenda dan Sejarah Gunung Semeru - Mahameru

Gunung Semeru
Legenda dan Sejarah Gunung Semeru di Tanah Jawameyakini pemerintahan tertua di tanah Jawa berada di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Beberapa kali, Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java, menyebut kata-kata Semiru (Gunung Semeru).

Giling Wesi, nama pemerintahan di kaki Gunung Semeru ini didirikan oleh Tritresta, yang juga tercacat sebagai penguasa pertama Giling Wesi. Dalam naskah Daerah Jawa bagian Timur, Sumenep dan Bali, Nata Kusuma, pejabat panambahan Sumenap menyusun silsilah penguasa Hindu yang memerintah di Jawa. Silsilah tersebut cukup detail sejak tahun pertama Jawa dengan pemerintahan Giling Wesi hingga Majapahit.
Banyak cerita juga yang menyebutkan bahwa Gunung Semeru berasal dari Gunung Meru yang ada di India ( Jambudwipa ). Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang bersumber dari kitab kuno Tantu Pagelaran pada abad ke 15 keadaan Pulau Jawa tidak stabil, mengapung di lautan luas dan terombang - ambing oleh ombak yang begitu ganas. Melihat hal tersebut para Dewa memutuskan untuk memindahkan Gunung Meru yang ada di India dan memakukannya di Pulau Jawa.
Legenda Gunung Semeru

Dua Dewa yang memindahkan Gunung Semeru adalah Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura - kura raksasa, sedangkan Dewa Brahma berubah menjadi sesosok ular yang panjang dan besar.

Wisnu yang menjelma menjadi kura - kura raksasa bertugas menggendong Gunung Meru di punggungnya. Sementara itu untuk menjaga Gunung Meru tetap aman, Dewa Brahma yang sudah menjelma menjadi ular raksasa melilitkan tubuhnya di kura - kura raksasa.

Pada awalnya Para Dewa meletakkan Gunung Meru di atas bagian barat Pulau Jawa. Akan tetapi karena Gunung Meru terlalu berat, bagian ujung pulau Jawa sebelah timur menjadi terangkat. Dengan segera Dewa - Dewa itu memindahkan gunung itu ke bagian timur Pulau Jawa.

Dalam proses pemindahan inilah ada serpihan - serpihan Gunung Meru yang tercecer dan menjadi jajaran pegunungan di Pulau Jawa. Ketika puncak Meru dipindahkan ke timur Pulau Jawa, peristiwa yang sama kembali terjadi. Pulau Jawa tetap saja miring. Akhirnya para Dewa memutuskan untuk memenggal sebagian dari Gunung Meru dan kemudian ditempatkan di bagian barat laut Pulau Jawa.

Bagian utama dari Gunung Meru inilah yang sekarang disebut dengan Gunung Semeru dan penggalan yang ditempatkan di bagian barat laut membentuk Gunung Pawitra ( yang sekarang lebih akrab disebut dengan nama Gunung Pananggungan ).  
   
Menurut kosmologi Hindu - Jawa, Gunung Pawitra merupakan Puncak Kailaca yang dipindah ke Pulau Jawa.Puncak Kaliaca itu sendiri merupakan tempat persemayaman para Dewa - Dewa dalam cerita pewayangan Jawa.

Semeru juga disebutkan dalam Prasasti Pasrujambe, di Kabupaten Lumajang. “Daerah itu dulu merupakan padepokan dan tempat tinggal resi,” katanya. Lokasinya tepatnya di Dusun  Munggir. “Dulu ditempati seorang Brahmana,” katanya. Resi Pasopati, penyebar Hindu di Tanah Jawa disebut-sebut muksa di Gunung Semeru. Bagi masyarakat Bali, Gunung Semeru dipercaya sebagai Bapak Gunung Agung yang berada di Bali. Mereka juga percaya Gunung Semeru merupakan tempat tinggal para Dewa.